Wednesday, November 6, 2013

Kelv the Elfling : Perang Gnome

All right! This is my story, sudah lama tidak posting, kali ini saya mencoba sesuatu yang beda, yaitu membuat cerita, niatnya sih cerita ini akan saya buat menjadi novel, amiin.. Saya membuat hal seperti ini karena terinspirasi dari seorang penulis terkenal, J.K. Rowling.. Judul cerita ini adalah "Kelv the Elfling : Perang Gnome" baiklah tidak usah basa basi lagi, masuk ke Chapter 1, let the story begin!






Chapter 1 : Elfling

"...Bunuh..."

Seketika aku terbangun dari tidurku, aku menyadari diriku berkeringat dan berada diatas kasur reyotku, disinilah tempatku menghabiskan malamku di alam mimpi.. ya, setelah terbangun aku melihat kembali seisi ruangan, tidak ada yang berubah, sama seperti sebelum aku tidur, lemari kayuku, yang mulai lapuk termakan waktu, masih tetap berdidi kokoh didekat ranjangku ini, tepat ditembok sebelah ranjangku terdapat jendela tua, kacanya sudah kotor karena memang tak pernah dibersihkan, membersihkan bukanlah tugasku, yang bisa aku lakukan hanya mengotori dan terus mengotori tempat ini.. aku meregangkan badanku, sepertinya aku telah tidur satu abad, badanku terasa pegal, atau mungkin hanya karena kasurku yang begitu "empuk"

aku melihat keluar jendela dan menyadari ini masih sekitar pukul 02:00 pagi, darimana aku mengetahuinya? lewat api unggun bekas aku pakai semalam, masih berasap dan arangnya masih menyala sedikit, aku masih bisa mencium bau arangnya, aku baru menyadari kalau semalam aku berpesta dengan hasil tangkapanku yang bisa dibilang cukup banyak..

"apa yang membuatku terbangun jam segini?"

kataku kepada diriku sendiri, aku memejamkan mata dan mencoba mengingat semuanya, pekerjaan yang sulit untuk mengingat puing-puing mimpiku dan menyatukannya menjadi sebuah cerita.. aku hanya melihat, seorang wanita, bersama dengan suami dan bayinya, dan seorang pria berjubah.. lalu aku mencoba memutar otakku lebih keras, dan menemukan sebuah kata, "bunuh" aku tidak ingat siapa yang mengatakan itu, bahkan latarnyapun tidak bisa aku ingat.. baiklah, cukup untuk malam ini, aku harus segera tidur dan bangun pagi untuk besok, maksudku, hari ini..

pukul 05:12 aku terbangun, itu artinya sekitar 3 jam aku tidur setelah mengalami mimpi buruk, tidak, aku tidak bisa mengategorikannya sebagai mimpi buruk, belum bisa.. karena aku belum tahu benar apa dari isi mimpiku semalam.. aku mencoba melepaskan keresahanku akan mimpi semalam, mencoba membuka mataku dan aku berusaha keluar "rumah"ku dalam keadaan setengah sadar.. terdapat sungai disebelah "rumah"ku, yang aku butuhkan hanya jongkok, mengambil air dengan tanganku, lalu mengusapkannya ke muka yang kurasa sudah mulai bisa melepaskan kantuknya.. aku tersadar, aku seorang.. Elfling...

aku alihkan pandanganku ke sebelah, itulah "rumah"ku, pintu jeleknya dengan gagang berkarat, atap bolongnya, jendela lamanya, cerobong asap yang tidak berfungsi.. dan aku melihat sekitar, ya, aku tidak kaget hanya melihat rumahku di area ini, Gobfield.. mereka menamakannya begitu, manusia-manusia itu membuangku, karena aku berbeda, tapi yang membuatku membenci mereka, karena mereka memanggilku "Goblin", hal yang seharusnya bukan menjadi panggilanku, aku seorang Elfling!

area ini cukup luas hanya untuk bagiku sendiri, sekitar 200 meter persegi area Gobfield ini benar-benar tidak terawat, rumput keringya, bebatuan sungai, dan air disungai ini adalah temanku sehari-hari, dan tentu saja, tembok itu, tembok yang berbentuk setengah lingkaran yang membatasi area disekitar Gobfield..

tembok itu sangat besar, tebal, dan dilapisi baja, bahkan tinggi badanku mungkin hanya mencapai sekitar satu perlima tinggi total tembok ini, setiap 10 meter terdapat pos jaga diatas tembok, lengkap dengan senjata-senjata militernya, sekali aku berjalan mendekati tembok ini, satu peluru ditembakan hampir mengenaiku, setiap pergerakanku selalu diawasi lewat kamera yang terdapat didalam pos, belum lagi helikopter yang biasa terbang diatas tempat ini hanya untuk mengecek keberadaanku, entah seberapa buruk manusia-manusia itu berpikir tentangku, padahal aku tidak pernah berbuat hal buruk apapun pada mereka, ya, manusia memang bodoh, selalu menilai apapun lewat apa yang mereka lihat..

rumahku adalah satu-satunya yang aku miliki dalam hidupku, bahkan mungkin hanya aku yang menyebut benda itu "rumah", bukan apa-apa, karena rumahku hanya terdiri dari satu ruangan, yaitu kamarku sendiri, kamarku tidaklah indah, tapi cukup untuk menampung beban hidupku selama ini, entah sampai kapan aku bisa bertahan dikamar se"indah" kamarku, tapi setidaknya hanya kamarku-lah tempatku melepas lelah..

lalu sungai ini adalah hiburanku, aku selalu bisa tersenyum bermain disini, bermain dengan hasil tangkapanku cukup bisa menghiburku, meskipun hanya aku sendiri yang tersenyum... aku biasa membasuh tubuhku setiap hari ditempat ini, aliran air yang datang sangat jernih, tetapi seketika berubah ketika aku menjeburkan diriku kedalamnya, aliran air yang keluar begitu kotor dan hijau, tapi tentu saja manusia begitu egois, air yang mengalir keluar dari Gobfield akan segera disaring dengan tanpa sisa kotoran sedikitpun lalu dialirkan kembali ke sungai

ada satu hal yang bisa membuatku senang berada di sungai ini, yaitu biotanya, aku masih bisa memakan ikan yang kutangkap disini, biasanya aku mengambil salmon, atau gurame, rasanya cukup lezat, tapi aku rasa hanya aku yang menyebutnya "lezat". caraku menangkap ikan cukup mudah, hanya menunggu ikan terlihat oleh mataku, lalu sentuh mereka, seketika itu juga mereka akan mati, mudah bukan?

aku memakan ikan-ikan yang kutangkap dengan membakar mereka terlebih dahulu, entah darimana aku mendapatkan cara seperti ini, nyatanya ikan yang kubakar terasa lebih nikmat, caraku membuat api sangatlah primitif, hanya dengan menggesekan batang kayu aku bisa menciptakan api, cukup untuk menghangatkan badanku dimalam hari, dan juga untuk membakar ikan-ikan hasil tangkapanku, ikan yang kumakan memang terlihat lezat, mungkin karena ikan yang kusentuh terlihat hijau seperti sudah terdapat salad didalamnya, manusia mungkin berpikir ikanku beracun, tapi apa yang bisa kulakukan, selama ini hanya ikan beracun seperti itulah yang bisa menyelamatkan hidupku

aku harus bangun pagi-pagi buta, itulah yang harus kulakukan.. aku akan meninggalkan tempat ini, benar-benar harus kutinggalkan, aku ingin mencari kehidupan diluar tembok besar itu, aku mungkin memang hidup disini, tapi hidupku terasa mati.. aku ingin mencari kehidupanku diluar sana, kehidupan yang berbeda, yang bisa membuatku tersenyum dengan semangat yang kuat di dada untuk menjalaninya, yang bisa membuatku menjadi makhluk yang lebih bersyukur, makhluk yang lebih siap menghadapi apapun, ya! apapun resikonya harus aku hadapi, itulah hidup, bagaikan mencari sehelai jerami dalam tumpukan jarum, memang sakit, tapi memang harus kulakukan, semakin sakit yang ku jalani, semakin dekat diriku untuk menggapai jerami itu, jerami yang ku incar sekarang adalah jerami yang berisi hidupku yang seutuhnya, jati diriku! untuk kehidupan yang mampu membawaku menjadi Elfling yang sesungguhnya.. namaku.. Kelv!

No comments:

Post a Comment